Budaya Njenang Pada Event Duwe Gawe Sebuah Adat Masyarakat Desa
Budaya Njenang Pada Event Duwe Gawe Sebuah Adat Masyarakat Desa
Duwe gawe merupakan event yang diselenggarakan saat 'nyepiti' atau 'mantenan' adalah hal yang biasa diadakan oleh masyarakat pedesaan. Tetangga kanan kiri serta kerabat dekat maupun jauh ikut memberikan do'a dan restu saat duwe gawe digelar.
Istilah duwe gawe merupakan sesuatu yang tidak asing lagi ditelinga masyarakan pedesaan terutama yang berada di wilayah pegunungan ataupun lereng-lereng pegunungan.
Adalah 'njenang' atau membuat sajian terbuat dari ketan atau orang lazimnya menyebut dodol. Jenang merupakan bahasa jawa asli, bentuk makanannya disajikan dengan diiris kotak atau persegi panjang dan rasanya manis.
Duwe gawe merupakan event yang diselenggarakan saat 'nyepiti' atau 'mantenan' adalah hal yang biasa diadakan oleh masyarakat pedesaan. Tetangga kanan kiri serta kerabat dekat maupun jauh ikut memberikan do'a dan restu saat duwe gawe digelar.
Istilah duwe gawe merupakan sesuatu yang tidak asing lagi ditelinga masyarakan pedesaan terutama yang berada di wilayah pegunungan ataupun lereng-lereng pegunungan.
Adalah 'njenang' atau membuat sajian terbuat dari ketan atau orang lazimnya menyebut dodol. Jenang merupakan bahasa jawa asli, bentuk makanannya disajikan dengan diiris kotak atau persegi panjang dan rasanya manis.
Njenang sendiri biasanya dilakukan sebelum acara duwe gawe berlangsung, biasanya satu hari atau dua hari sebelum waktu towongan.
Foto: "Jan nganti kringete mili kie lur jenange Ra mateng mateng gazzzzz terus nyodok ke nganti dadi bayangan.."
Baca Juga :
Pembuatan jenang ini membutuhkan waktu dari pagi sampai sore hari atau menjelang maghrib dan terus menerus diaduk agar matang sempurna.
Dan Puncak hari duwe gawe adalah tamu yang datang memberikan do'a dan restu disuguhi hiburan orgen tunggal atau ada juga yang mempersembahkan hiburan wayang kulit, atau ebeg.
Foto: Hiburan Orgen Tunggal, pokoke joss banget.
Biasanya bagi yang mampu menyelenggarakan adalah mengadakan pengajian dengan mengundang pembicara kondang bagi yang mampu, atau pembicara lokal ditingkat desa bagi yang membuar acara hanya sederhana saja.
Foto: Para Jama'ah Pengajian siap menanti Tausiyah dari Ustadzah Mumpuni, dari Banyumas
Sumber: berbagai sumber.
Baca Juga
Enak kue
ReplyDeleteIya, enak banget yakin..
DeleteMayuh dilabuih..